Selasa, 16 November 2010

Obat Depresi Berat | Testimoni Sri Asoka Wandiri


Kini Tak lagi Berteriak-Teriak

Riwayat depresi Sri bersumber dari setumpuk kekecewaan yang di pendamnya. Saat ia masa kecil, Ibu Sri mendidik dengan keras,bakan kadang main tangan. Menjelang dewasa,ia jatuh hati pada seorang pria,namun ibunya tak setuju.Dengan hati hancur, ia meninggalakan kampung halamanya di Bojonegoro dan pergi ke jakarta,Sri menikah dengan seorang pria yang menjanjikan kesejahteraan bila Sri mau menikahinya. Sayangnyakenyataan yang di dapat tidak seperti yang dijanjikan.
Semua kekecewaan ini di pendam oleh Sri. Ia tak pernah membagi bebanya pada siapapun.Suatu hari ia meledak, Ia mulai sering berteriak-teriak sendiri, meskipun masih bisa nyambung bila diajak ngobrol oleh orang. Pada tahun 2007, suaminya meninggal. Peristiwa ini rupanya membawa duka yang mendalam. Sejak saat ia hanya bisa bicara waras selama 5 menit.Selebihnya, ia menceracau soal masa lalu. Ia juga mulai sering kabur dari rumahnya di serpong karena ingin pergi ke rumah lamanya di manggarai.masalahnya,ia sering tersesat dan tak tahu jalan pulang.
Sekitar tahun 2008, Sri di bawa oleh anaknya ke beberapa psikiater .Mereka memberi  Sri obat penennang yang membuat lemas, mengantuk dan tidur seharian. Alternatif yang menggunakan pendekatan agama. Jenis Pengobatan ini juga tak berhasil. Terkahir ,putra Sri –Ratmoko—membawanya ke panti rehabilitasi mental di daerah Parung, Bogor. Sri menghabiskan empat juta rupiah perbulan.”Ibu memang tidak lagi berteriak-teriak tapi anehnya refleknya jadi lambat. Ia berjalan setapak-setapak dan bicaranya lambat.Rupanya, tempat itu memberikan dosis tinggi pada ibu,” Jelas Ratmoko. Beberapa waktu setelah di pulangkan dari panti Rehabilitasi, Sri tidak mampu berjalan. Selama dua hari,Ia tidak bisa menggerakkan tangan dan kaki. Ekspresinya tampak kosong. Pada hari ketiga ia, mulai bisa berbicara sedikit, walau geraknya masih lambat. Saat itulah salah seorang teman Ratmoko dan menawarinya bisnis Tahitian Noni Juice. Ratmoko bertanya berkali-kali apakah Tahitian Noni Juice mampu mengobati ibunya.”Teman saya menjawab,’Insya Allah bisa’ ”.
Akhirnya pada Juli 2010,Sri mulai mengkonsumsi Tahitian Noni Juice, 60ml x 4x sehari,kemudian di turunkan 30ml x 4 x perhari.Setelah tiga minggu,ia menunjukkan perubahan.Ekspresi wajahnya segar dan mampu merespons pembicaraan orang lain.Ia juga sudah bisa berjalan.Dulu,Sri harus dimandikan orang lain.Tapi kini ia bisa buka baju sendiri,memakai handuk dan berjalan sendiri ke kamar mandi.Sejak pertengahan Agustus,ia tak pernah lagi beteriak-teriak.Tidurnya juga lebih nyenyak,tidak gelisah seperti dulu.melihat perkembangn ibunya Ratmoko , pun bernapas lega...






Tidak ada komentar:

Posting Komentar